Monday, March 18, 2013

A Funeral


Diawali dengan ajakan Fifi untuk melawat ke rumah Surya, temen sekelas yang ibunya baru saja dipanggil ke sisi Allah, aku, Elvan, Hilwa, Rianita, Delfi, Fifi, Widi, dan Disma pun berangkat ke Pasuruan pagi ini. 

Surya ku kenal sebagai orang yang humoris, terlalu humoris. Di kelas, ada-ada saja kelucuan yang berhasil dibuatnya. Dia bisa membuat suasana kelas yang hening mendadak ribut dengan tertawaan anak-anak, tak perduli se-killer apapun dosen kami saat itu. Bahkan, tingkah polah dia saat terlambat masuk kelas pun bisa menjadi sesuatu yang menghibur.

Ketika mendapati kabar duka ini, aku pun mulai bertanya-tanya, bagaimanakah Surya dalam menghadapi cobaan ini? Pertanyaanku itu terjawab ketika kami sampai di rumah duka. Nampak Surya yang matanya memerah masih bisa menyambut kami dengan senyumnya yang khas, masih bisa membuat kami tertawa dengan candaannya. Berusaha nampak tegar, namun masih terlihat sisa-sisa kesedihan akibat kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya.

Postingan blog kali ini aku buat sedikit agak serius untuk menghormati keluarga Surya.

Bagi temenku itu, semoga kau diberikan ketabahan.



No comments:

Post a Comment