Sunday, March 17, 2013

Thanks Dad


Okay, jadi pada hari selasa, abah datang ke kostku. Keringat dingin bercucuran, sensasi seperti ini selalu ku alami apabila orang tuaku, apalagi abah, berkungjung ke kost. Apalagi dengan keadaan laptop dan komputer tabletku yang dua-duanya pecah layarmya, gara-gara keteledoranku.

Yang ada dalam pikiranku macam-macam, dari di ceramahin selama tiga hari tiga malem, sampe dapat pengurangan uang saku bulanan. Belum lagi, derita batin karena aku sudah mengecewakan abah dengan kelalaianku menjaga barang pemberiannya. Ada perasaan bersalah yang menusuk, perasaan inilah yang sebenarnya menjadi siksaan terhebat bagiku.

Tapi, ternyata semua mimpi buruk dan ke-su'udzon-an ku terhadap abah tidak terbukti. Abah ternyata cukup sabar dan bijaksana dalam menghadapi aku yang suka teledor ini. Tidak ada ceramah dan omelan berjam-jam, tak ada pengurangan uang saku, bahkan abah menawarkan untuk membiayai penuh biaya service laptop dan tablet-ku. Walaupun, biayanya nggak bisa dibilang murah.

Ada rasa lega dihatiku, sekaligus rasa syukur yang luar biasa. Abah yang dulu ku kenal sebagai orang yang otoriter, penuh disiplin, dan keras sekali, sekarang sudah nampak lebih sabar dan bijaksana dalam mengambil keputusan dalam mendidik anak-anaknya.

Terima kasih, abah. Aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

Sebenarnya, ingin ku ucapkan rasa terima kasih yang luar biasa ini secara langsung, namun aku terlalu pengecut untuk hal-hal sentimentil seperti itu.

Sekali lagi, terima kasih abah.



No comments:

Post a Comment