Sunday, March 31, 2013

Happy Birthday, Tacik!


Ulang tahun, atau birthday, atau juga milad dalam bahasa arab, adalah satu hari dalam setahun yang bertepatan tanggal dengan hari kita dilahirkan. Ulang tahun idientik dengan kado-kado, lengkap dengan wrapping-nya yang kemilau, balon warna-warni, kue yang ditancep-tancepin lilin, traktiran, dan nyanyian Happy Birthday. Bahkan, ada juga ulang tahun yang diwarnai dengan telur busuk yang dilempar-lempar, tepung, dan air got.

Saraswati Disma, atau biasa dipangil Tacik oleh anak-anak, merayakan ulang tahunnya malam ini. Semuanya di awali dengan handphone-ku yang berdering beberapa kali. Awalnya sih nggak sadar klo tuh handphone bunyi, soalnya lagi asik konser pribadi di kamar mandi, namun karena panggilannya yang berulang-ulang, langsung aku angkat sambil keringin rambut keritingku pake handuk.

Ternyata si Tacik. Ada apakah gerangan? Tumben-tumbenan aku dapet panggilan dari Cak Yuk Pasuruan. Aku langsung inget-inget kejadian tempoe doeloe, ada utang nggak yah aku sama dia? Gawat juga klo ditagih sekarang soalnya lagi krisis bulan tua. Eh, ternyata aku malah dapet sebuah kabar yang mungkin sangat di arep-arepin sama anak kost yang lagi bokek se-antero Indonesia. Undangan traktiran ulang tahun! Tanganku bergetar, aku tak bisa menahan air mataku, handphone-ku langsung jatuh. Sudah tidak kuat berdiri rasanya, ini benar-benar rahmat yang sangat besar!

A couple of minutes later, aku dah dandan rapi, dan kami pun berangkat. Tujuan awal sih ke salah satu restoran burger, tapi batal gara-gara udah mau tutup. Padahal Widi, Amanda, sama Retty udah booking tempat disana. Bahkan udah nitip kue segala buat surprise-nya nanti. Tapi nggak mengapa! The show must go on. Kami pun beralih ke tempat makan lain. And, yup! semuanya berjalan dengan lancar dari point ini.

Satu hal sih yang bisa aku pelajarin dari pesta kecil-kecilan ini. Perempuan itu bener-bener makhluk yang penuh dengan emosi. Tangisan bahagia Tacik saat mendapat kejutan birthday cake-lah yang membuatku menyadari ini. Birthday cake yang tidak bisa dibilang "wah", namun penuh dengan nilai persahabatan dan saling peduli satu sama lain.

Kalian memang mengagumkan.



Tuesday, March 26, 2013

Digital Library Saga The First Attack


Jam 8 pagi aku dah rapi mentereng buat ke kampus, udah ada janjian sama si Amanda, Retty, dan Nita buat nyari-nyari bahan thesis writing yang deadline-nya tengah hari besok. Setelah melewati 88 siksaan dan 90 cobaan, mengambil kitab suci dari timur ke barat, akhirnya sampailah di depan perpustakaan kampus yang kesohor itu. Kesohor sebagai bangunan satu-satunya yang mempunyai buku terbanyak se-kampus (ya iyalah!).

Disana aku mendapati sebuah perkumpulan calon-calon guru paling beken se-Indonesia yang sedang mendiskusikan inovasi terbaru program tahunan dan program semester. Aku pun tak bisa menahan diri untuk ikut sebentar nimbrung disana, berdebat sana-sini, mengucapkan kata "gemana" yang sekarang emang lagi nge-Hits banget di kampus sambil sesekali nyeruput teh anget yang entah punya siapa.

Puas bikin amburadul mereka punya acara, mulailah aku mencari-cari tuh geng anak tiga. Tapi dimana Rianita, Retty, dan Amanda yang namanya dipake buat nama toko kue brownies terkenal di Malang? Clingak-clinguk, aku pun mulai khawatir. Pikiran ku dah negatif banget. Apakah mungkin mereka di culik dan menjadi korban Human Trafficking? Tidak! Hampir aku berteriak kalau saja aku tidak melihat Rianita sedang duduk rileks di taman perpus.

Tak buang-buang waktu lagi, kami langsung masuk ke perpustakaan. Retty dan Amanda dah asyik di depan layar komputer, scroll up-scroll down skripsi-skripsi wisudawan di digital library.

Namun semuanya berubah saat negara api menyerang.

To be continued...



Sunday, March 24, 2013

Awas! Skripsi Mendekat!


Apakah skripsi itu?


"Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku." (Wikipedia)

Dari definisi diatas aja, nampaknya cukup ribet yah? Belum lagi tahapan-tahapannya seperti pengajuan judul, pengajuan proposal, seminar, penilitian, dan lain-lain. Pastinya akan membutuhkan waktu, pikiran, dan biaya.

Dan sekarang, aku dihadapin dengan suatu masalah pelik yang namanya skripsi ini. Semester 6 ini, aku disodorkan dengan sebuah matkul yang tujuannya memberikan pandangan dan mempersiapkan mahasiswa awam kayak aku untuk memulai penilitian pribadi sebagai syarat kelulusan dari perguruan tinggi.

Berat? Ya, memang. Berjibaku dengan buku-buku, jurnal, dan skripsi-skripsi wisudawan yang lalu menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa macam aku. Pernah juga sih protes  dan bertanya-tanya dalam hati, kok skripsi sih? Kenapa nggak yang lain aja? Layakkah pengorbanan tenaga, waktu, dan pikiran kita untuk sebuah skripsi? Apakah skripsi-skripsi yang tiap tahun dihasilkan dari buah pemikiran mahasiswa-mahasiswa itu bener-bener mengembangkan pendidikan di Indonesia, ataukah hanya sebuah simbol untuk syarat memperoleh ijazah semata?

Sigh, this whole thing weigh a ton!



Monday, March 18, 2013

A Funeral


Diawali dengan ajakan Fifi untuk melawat ke rumah Surya, temen sekelas yang ibunya baru saja dipanggil ke sisi Allah, aku, Elvan, Hilwa, Rianita, Delfi, Fifi, Widi, dan Disma pun berangkat ke Pasuruan pagi ini. 

Surya ku kenal sebagai orang yang humoris, terlalu humoris. Di kelas, ada-ada saja kelucuan yang berhasil dibuatnya. Dia bisa membuat suasana kelas yang hening mendadak ribut dengan tertawaan anak-anak, tak perduli se-killer apapun dosen kami saat itu. Bahkan, tingkah polah dia saat terlambat masuk kelas pun bisa menjadi sesuatu yang menghibur.

Ketika mendapati kabar duka ini, aku pun mulai bertanya-tanya, bagaimanakah Surya dalam menghadapi cobaan ini? Pertanyaanku itu terjawab ketika kami sampai di rumah duka. Nampak Surya yang matanya memerah masih bisa menyambut kami dengan senyumnya yang khas, masih bisa membuat kami tertawa dengan candaannya. Berusaha nampak tegar, namun masih terlihat sisa-sisa kesedihan akibat kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya.

Postingan blog kali ini aku buat sedikit agak serius untuk menghormati keluarga Surya.

Bagi temenku itu, semoga kau diberikan ketabahan.



Sunday, March 17, 2013

Thanks Dad


Okay, jadi pada hari selasa, abah datang ke kostku. Keringat dingin bercucuran, sensasi seperti ini selalu ku alami apabila orang tuaku, apalagi abah, berkungjung ke kost. Apalagi dengan keadaan laptop dan komputer tabletku yang dua-duanya pecah layarmya, gara-gara keteledoranku.

Yang ada dalam pikiranku macam-macam, dari di ceramahin selama tiga hari tiga malem, sampe dapat pengurangan uang saku bulanan. Belum lagi, derita batin karena aku sudah mengecewakan abah dengan kelalaianku menjaga barang pemberiannya. Ada perasaan bersalah yang menusuk, perasaan inilah yang sebenarnya menjadi siksaan terhebat bagiku.

Tapi, ternyata semua mimpi buruk dan ke-su'udzon-an ku terhadap abah tidak terbukti. Abah ternyata cukup sabar dan bijaksana dalam menghadapi aku yang suka teledor ini. Tidak ada ceramah dan omelan berjam-jam, tak ada pengurangan uang saku, bahkan abah menawarkan untuk membiayai penuh biaya service laptop dan tablet-ku. Walaupun, biayanya nggak bisa dibilang murah.

Ada rasa lega dihatiku, sekaligus rasa syukur yang luar biasa. Abah yang dulu ku kenal sebagai orang yang otoriter, penuh disiplin, dan keras sekali, sekarang sudah nampak lebih sabar dan bijaksana dalam mengambil keputusan dalam mendidik anak-anaknya.

Terima kasih, abah. Aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

Sebenarnya, ingin ku ucapkan rasa terima kasih yang luar biasa ini secara langsung, namun aku terlalu pengecut untuk hal-hal sentimentil seperti itu.

Sekali lagi, terima kasih abah.



Monday, March 11, 2013

I'm Sorry


Kali ini, aku mau nulis tentang ke-nggak-enakkan hatiku dua hari terakhir. Abahku mau berkunjung besok. Dan aku nggak tau gimana mau ngomongnya sama beliau kalau laptop dan PC Tablet hadiah beliau yang belum ada berumur satu tahun udah rusak. Aku nggak tega aja, PC Tablet yang dikasih sebagai rasa apresiasi abah kepadaku karena dua IPK semesterku dia anggap memuaskan.

Aku bukannya takut dimarahin atau dinasehatin panjang lebar, nggak, bukan itu. Yang lebih bikin aku horor adalah rasa kekecewaan yang bakalan ada di hati abah. Orang terakhir yang ingin aku kecewakan di dunia ini ada 4. Abah, mama, dan dua adikku.

Sebenernya sih, rusaknya PC Tablet itu bukan sepenuhnya salahku. Aku meyakini mungkin ada seseorang yang secara nggak sengaja merusaknya. Aku cuman yakin aja, soalnya aku orang yang selalu hati-hati akan barang-barang berharga yang aku punya.

Sigh, hatiku nggak bakalan tenang beberapa hari ini. Setidaknya, sampai abah tau tentang masalah ini dan aku siap akan segala konsekuensi yang bakalan aku terima.

Maaf, bah.



Friday, March 1, 2013

Minggu Awal Perkuliahan


Apaan ini? Menurutku ini absurd sekali. Jadwal kuliah yang sudah di tempel selama hampir seminggu di depan kajur, tiba-tiba dirombak total oleh entah siapa. Ini maksudnya apa coba? Jadwal yang sudah ku rancang rapi-rapi biar nggak terlalu padat dan bentrok-bentrok sama kelas lain akhirnya jadi amburadul.

Kecewa? Pasti. Siapa yang nggak coba. Dan hal ini bukan cuman dirasain oleh mahasiswa jelata kayak saya. Bahkan, dosen-dosen yang sudah mumpuni malang melintang di kampus ini pun banyak mengeluh. Mulai dari ketersediaan ruang kelas yang minim, sampe jadwal yang kebanyakan di malam hari. Trus, apa yang bisa dilakukan? Nggak ada. Aku cuman mahasiswa biasa yang rasanya mustahil untuk menentang keputusan kajur dan kroni-kroninya.

Everything is so messed up right now.