Tuesday, March 26, 2013

Digital Library Saga The First Attack


Jam 8 pagi aku dah rapi mentereng buat ke kampus, udah ada janjian sama si Amanda, Retty, dan Nita buat nyari-nyari bahan thesis writing yang deadline-nya tengah hari besok. Setelah melewati 88 siksaan dan 90 cobaan, mengambil kitab suci dari timur ke barat, akhirnya sampailah di depan perpustakaan kampus yang kesohor itu. Kesohor sebagai bangunan satu-satunya yang mempunyai buku terbanyak se-kampus (ya iyalah!).

Disana aku mendapati sebuah perkumpulan calon-calon guru paling beken se-Indonesia yang sedang mendiskusikan inovasi terbaru program tahunan dan program semester. Aku pun tak bisa menahan diri untuk ikut sebentar nimbrung disana, berdebat sana-sini, mengucapkan kata "gemana" yang sekarang emang lagi nge-Hits banget di kampus sambil sesekali nyeruput teh anget yang entah punya siapa.

Puas bikin amburadul mereka punya acara, mulailah aku mencari-cari tuh geng anak tiga. Tapi dimana Rianita, Retty, dan Amanda yang namanya dipake buat nama toko kue brownies terkenal di Malang? Clingak-clinguk, aku pun mulai khawatir. Pikiran ku dah negatif banget. Apakah mungkin mereka di culik dan menjadi korban Human Trafficking? Tidak! Hampir aku berteriak kalau saja aku tidak melihat Rianita sedang duduk rileks di taman perpus.

Tak buang-buang waktu lagi, kami langsung masuk ke perpustakaan. Retty dan Amanda dah asyik di depan layar komputer, scroll up-scroll down skripsi-skripsi wisudawan di digital library.

Namun semuanya berubah saat negara api menyerang.

To be continued...



No comments:

Post a Comment